Tentang YABN

SEJARAH SINGKAT

Pada tahun 1997, beberapa karyawan di Papua dan seorang Indonesia anggauta SIL International bergumul dengan pertanyaan, “Apabila MOU SIL Indonesia dengan pemerintah tidak lagi diperpanjang, siapa yang akan melanjutkan pekerjaan penting di Indonesia?” Pertanyan inilah yang mendorong gagasan untuk mendirikan Yayasan nasional dengan visi mula-mula sebagai berikut,

“Yayasan yang memberdayakan masyarakat bahasa di seluruh Nusantara sehingga mereka memiliki Alkitab serta sumber pemberdayaan lainnya dalam bahasa-bahasa yang paling dimengerti dalam media yang tepat guna.”

Tetapi, karena kesibukan rutin sehari-hari, gagasan tersebut disisihkan sampai keadaan mengharuskan – Pusat Pelatihan Tana Papua (PTC) perlu dilegalisir. Dengan demikian, pada tahun 2009 Yayasan Abdi Budaya Nusantara didirikan bukan saja untuk melanjutkan visi dan misi mula-mula, malainkan juga untuk mengamankan PTC. Pada tahun 2010 Yayasan ABN terdaftar secara resmi pada KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, NOMOR: AHU.235.AH.01.04.Tahun.2010.

Sebagai Yayasan nasional nirlaba dalam bidang social, agama dan kemanusiaan, Yayasan ABN di bawah bimbingan BIMAS KRISTEN KEMENTERIAN AGAMA berkomitmen untuk mendukung gereja-gereja ethnolinguistik di Indonesia dalam usaha mereka untuk mengadakan Alkitab serta bahan-bahan pendukung lainnya dalam bahasa yang paling dimengerti secara terbuka, jujur, dan transparen. Yayasan ABN juga bekerjasama dengan KEMENTERIAN SOSIAL dalam usaha pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) dalam bidang pengembangan bahasa dan pendidikan multibahasa.

Apa yang dikhawatirkan pada beberapa tahun sebelumnya menjadi kenyataan, dan SIL Indonesia harus ditutup. Pemimpin SIL International Asia memutuskan untuk mengalihkan SIL Indonesia kepada Yayasan ABN. Tetapi, setelah tiga tahun proses peralihan, tiba-tiba SIL International merubah haluan dan memutuskan untuk mendirikan Yayasan SIL sendiri.

Tuhan telah membangkitkan kembali Yayasan ABN sehingga pada hari ini, Yayasan ABN telah menjadi organinsasi yang unik dengan identitas nasionalnya dan independen dari LSM Internasional.

PRINSIP, KEYAKINAN, DAN NILAI-NILAI

Yayasan ABN berasaskan Pancasila dan UUD 1945. Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam bentuk Tritunggal sebagai pencipta langit dan bumi, Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, serta Firman Allah yang dituangkan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sebagai pedoman kegiatan Yayasan sehari-hari.[1]

 [1] “Semua Kitab Suci telah diilhamkan oleh Allah. Bermanfaat untuk pengajaran, untuk menunjukkan kesalahan, untuk memperbaiki kesalahan, dan untuk mendidik dalam kebenaran. Dengan demikian manusia milik Allah mungkin menjadi mampu, (dan) diperlengkapi untuk setiap pekerjaan baik.” (2 Timotius 3:16-17, ULB)

“Karena anugerah Allah telah menampakan diri pada seluruh manusia. Melatih kita untuk menolak kefasikan dan hawa nafsu duniawi. Melatih kita untuk hidup secara bijak, adil, dan saleh pada masa kini, sambil kita menunggu untuk menerima harapan yang penuh kebahagiaan, yaitu penampakan kemuliaan Allah yang Maha Besar dan Juru Selamat Yesus Kristus.” (Titus 2:11-14, ULB)

 

Yayasan ABN berusaha keras untuk beroperasi dengan memegang teguh nilai-nilai Alkitabiah yang di antaranya adalah:

Menghormati – kami menghormati dan mengutamakan martabat, kapasitas dan potensi mereka yang kita layani, donor, mitra dan pekerja Yayasan ABN

“Aku memberi kepadamu perintah yang baru, bahwa kamu harus saling mengasihi; seperti aku mengasihimu, demikian juga kamu harus saling mengasihi.” (Johanes 13:34, ULB)

Pengampunan – kami berkomitmen untuk saling memaafkan setiap kesalahan dan menyelesaikan konflik

“Sabarlah satu sama lain. Kasihilah satu dengan yang lain. Jika seseorang mengeluh terhadap yang lain, ampunilah sebagaimana Tuhan telah mengampuni kamu.” (Kolose 3:13)

Rendah hati – kami bekerja bukan untuk kepentingan sendiri dan “dengan segala kerendahan hati, kami mengutamakan orang lain di atas” kami sendiri.

“Janganlah mengejar kepentingan diri sendiri atau kebanggaan yang sia-sia, tetapi sebaliknya dengan rendah hati perlakukanlah orang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.” (Filipi 2:3, ULB)

Integritas – kita bertindak secara konsisten dengan misi kami, bersikap jujur dan transparan dalam tindakan dan pernyataan kami dan menerima tanggung jawab atas tindakan kolektif dan pribadi kita

“Pada akhirnya, saudara-saudara, segala yang benar, segala yang mulia, segala yang adil, segala yang murni, segala yang manis ,segala yang baik untuk didengar, jika ada kebajikan dan yang patut diberi pujian, pikirkanlah semuanya itu” (Filipi 4:8, ULB)

Keunggulan – kami memberikan yang terbaik untuk memberikan hasil yang terbaik dan berkesinambungan.

“Apapun yang kamu lakukan, kerjakan dengansegenap jiwamu seperti untuk Tuhan dan bukan untukmanusia.” (Kolose 3:23, ULB)

Komitmen – kami berkomitmen untuk bekerja secara efektif untuk melayani masyarakat bahasa

“Aku terus berlari pada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (Filipi 3:14, ULB)

Kesetiaan – kami bekerja dengan setia kepada Tuhan dengan tetap di dalam Dia dan bertumbuh dalam kehidupan kami dengan Yesus

“Oleh karena itu, biarlah mereka yang telah menderita sesuai dengan kehendak Allah mempercayakan jiwanya kepada Pencipta yang setia, ketika mereka masih berbuat baik.” (1 Petrus 4:19, ULB)

Kehambaan – kami hidup untuk melayani dan bukan melayani untuk hidup dengan melayani Dia dan orang lain seperti yang terlihat dalam kehidupan Yesus sendiri.

“Karena Anak manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan memberikan hidupNya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Markus 10:45, ULB)